Meningkatkan Mutu Pelayanan Guru-Guru Sekolah Minggu Dengan Mengenal Psikologi Anak Dan Memahami Peranan Kunjungan Bagi Anak
MENGENAL PSIKOLOGI ANAK
Pelayanan sekolah minggu bukanlah sekedar pelayanan untuk memberikan cerita-cerita Alkitab yang indah, membawakan nyanyian-nyanyian yang gembira ataupun memberikan permainan-permainan yang mengasyikkan supaya anak senang dan mau rajin datang ke sekolah minggu itu saja sesungguhnya ada tujuan yang jauh lebih dalam lagi. Dalam Alkitab dituliskan bahwa tugas pengajar anak-anak sekolah minggu adalah untuk melengkapi mereka bagi pelayanan dan pembangunan Tubuh Kristus sampai mencapai iman, pengetahuan dan tingkat pertumbuhan dan kedewasaan penuh dalam Kristus, sehingga dalam kedewasaan penuh itu anak mampu menghadapi tantangan hidup yang semakin kompleks dengan mengandalkan kebenaran Firman Tuhan (Ef 4:11-16).
Dari rangkaian ayat tersebut harus disadari bahwa penyajian pelayanan anak-anak sekolah minggu haruslah merupakan proses yang dapat menampakkan adanya suatu pertumbuhan/perkembangan sejalan dengan proses perkembangan yang sedang berlangsung dalam diri anak sebagai suatu individu manusia yang unik.
Untuk itu pengajar-pengajar sekolah minggu perlu persiapan yang matang dalam pelayanannya, dan hal yang penting adalah pengenalan anak secara lebih dalam sebagai dasar persiapan pelayanan.
Berikut ini ada beberapa hal yang penting tentang psikologi anak yang perlu dipelajari dan dipahami sebagai dasar pelayanan.
I. Kebutuhan dasar anak:
1. Anak membutuhkan kasih sayang
2. Anak membutuhkan rasa aman
3. Anak membutuhkan penerimaan
4. Anak membutuhkan disiplin (untuk menahan diri)
5. Anak membutuhkan kebebasan yang wajar
6. Anak membutuhkan penghargaan
II. Prinsip penerimaan pengalaman pendidikan bagi anak:
1. Semua pengalaman anak dapat mempengaruhi dan membentuk watak dan arah hidupnya; sebagaimana diungkapkan oleh Dorothy Law Nolte:
2. Jika anak hidup dengan kritikan,
3. ia belajar untuk menghakimi.
4. Jika seorang anak hidup dengan kebencian,
5. ia belajar kejahatan.
6. Jika seorang anak hidup dengan ejekan,
7. ia belajar untuk menjadi malu.
8. Jika seorang anak hidup dengan dipermalukan,
9. ia belajar untuk merasa bersalah.
10. Jika seorang anak hidup dengan dorongan,
11. ia belajar keyakinan diri.
12. Jika seorang anak hidup dengan pujian,
13. ia belajar untuk menghargai.
14. Jika seorang anak hidup dengan keadilan,
15. ia belajar keadilan.
16. Jika seorang anak hidup dengan aman,
17. ia belajar aman.
18. Jika seorang anak hidup dengan pengesahan,
19. ia belajar untuk menyenangi dirinya.
20. Jika seorang anak hidup dengan penerimaan dan persahabatan,
ia belajar untuk mengasihi dunia.
21. Kepribadian anak mudah dibentuk pada usia dini
22. Setiap tahap perkembangan anak membutuhkan pembinaan khusus
23. Seorang anak sedang menunggu untuk diisi oleh orang dewasa apapun juga bentuknya.
III. Tugas perkembangan secara umum dalam tiap-tiap tahap perkembangan
1. Perkembangan masa kanak-kanak ciri-ciri umum yang nampak dari tugas perkembangannya:
a. Jasmani : Pertumbuhan jasmani berjalan dengan cepat, aktif bergerak, berusaha memperoleh ketrampilan otot.
b. Jiwani : Belajar melalui meniru, ingin tahu besar, fantasi kuat, emosional - mudah marah, ada rasa takut, suasana hati gembira, dan ingin mengasihi, sejak usia tiga tahun mempunyai konsep pribadi sifatnya, konsep berkembang dari yang khusus ke umum, konsep pemikirannya banyak dipengaruhi perasaan.
c. Sosial : Ada sikap negativistis, suka menirukan, muncul persaingan, suka bertengkar, egoistis
d. Rohani : Tuhan dikenal melalui bahasa dan konsep tentang Tuhan diperoleh dari keluarga khususnya orangtua Tuhan itu baik atau jahat tergantung penghayatan anak terhadap orangtuanya khususnya ayah.
2. Perkembangan masa sekolah ciri-ciri umumnya:
a. Jasmani : Periode ini disebut periode memanjang secara fisik fungsi organ otak mulai terbentuk mantap sehingga perkembangan kecerdasannya cukup pesat.
b. Jiwani : Anak mulai banyak melihat dan bertanya, fantasinya berkurang karena melihat kenyataan, ingatan kuat daya kritis mulai tumbuh, ingin berinisiatif dan bertanggung jawab.
c. Rohani : Anak mulai memasukkan dalam pikirannya tentang Tuhan mulai memisahkan konsep pikiran tentang Tuhan dengan orangtuanya, melihat Tuhan dalam bentuk yang kongkret (manusia Yesus) dan Tuhan adalah yang suci, maha baik, lembut dan kudus, Tuhan makin lama dipandang sebagai Kristus dan dikagumi sebagai pahlawan.
d. Sosial : Kegiatan anak mulai berkelompok dan mengarah pada tujuan tetapi masih egosentris, kegiatannya hanya satu jenis dan mulai membuat "Gang" dengan kompetisi tinggi.
3. Perkembangan masa remaja ciri-ciri umumnya:
a. Jasmani : Adanya perubahan jasmani yang mendadak dan cepat iramanya sehingga menimbulkan kebingungan dalam diri anak. Secara biologis remaja telah matang
dan siap untuk berperan sebagai pria atau wanita.
b. Jiwani : Perkembangan kecerdasan berkembang secara pesat, berpikirnya makin logis dan kritis, fantasi makin kuat sehingga seringkali terjadi konflik sendiri, penuh dengan cita-cita, mencari realita,kebenaran dan tujuan hidup.
c. Rohani : Kehidupan agamanya berada dalam persimpangan jalan, ada perasaan tidak aman karena terjadi perubahan fisik, emosi dan juga berpengaruh pada imannya kadang-kadang kekuasaan tradisi kepercayaan dianggap mempersempit kebebasan dirinya yang banyak menuruti keinginan diri sendiri (suara hatinya), Dapat terjadi sikap berontak kepada Tuhan bila Tuhan dihubungkan dengan kekuasaan yang menghambatnya, atau remaja justru ingin mendekat kepada Tuhan, karena dalam Tuhan remaja menemukan teman atau sahabat yang dibutuhkan.
d. Sosial : Pada masa ini pengaruh yang besar datang dari kelompoknya (teman sebaya), perubahan perilaku berhubungan dengan kehidupan bersama, suka berkelompok ada usaha untuk diterima dalam kelompok dan masyarakat, ingin maju, suka membantu, sopan dan memperhatikan orang lain dsb.
PERANAN KUNJUNGAN
Kunjungan ke rumah tangga adalah merupakan salah satu usaha untuk mengenal lebih dalam lagi tentang/yang berhubungan dengan kehidupan anak. Manfaat yang dapat diperoleh dari kunjungan:
1. Membina hubungan yang lebih erat antara guru dan murid secara pribadi.
2. Guru dapat mengenal keluarga dan kehidupan/suasana kehidupan keluarga murid.
3. Guru dapat mengetahui sekaligus menolong menyelesaikan persoalan- persoalan yang dihadapi murid.
4. Guru dapat mengevaluasi hasil pelayanannya yang telah diterima murid dalam kehidupannya sehari-hari.
5. Kunjungan ke rumah tangga dapat menjadi pelengkap dan penguat pelayanan guru pada murid.
6. Untuk menanamkan keyakinan pada keluarga/orangtua murid bahwa guru sekolah minggu turut bertanggung jawab terhadap perkembangan kehidupan murid secara keseluruhan.
7. Guru dapat membina kerjasama yang baik dengan keluarga/orangtua murid dalam proses pembinaan kerohanian murid.
Mengingat ada tujuan yang penting yang harus dicapai dalam acara kunjungan tersebut maka perlu diperhatikan bahwa kunjungan pun harus dipersiapkan dengan baik, yang penting untuk dipersiapkan:
1. Mencari tahu lebih dulu sehubungan dengan karakter keluarga murid yang akan dikunjungi.
2. Membuat persiapan/perencanaan kunjungan sesuai dengan karakter keluarga murid yang berhubungan dengan:
a. penetapan waktu kunjungan yang tepat.
b. penetapan petugas kunjungan yang dapat diterima (sesuai dengan karakter keluarga).
c. menjaga penampilan yang sopan dan berkenan bagi keluarga yang dikunjungi.
d. mempersiapkan penggunaan bahasa komunikasi yang baik dsb.
Dra. Ira Dwi Putranto
Pelayanan Sekolah Minggu
Hati Untuk Mengenal Allah
Hati Untuk Mengenal Allah
Oleh: Sunanto
Yer 24:7 “Aku akan memberi mereka suatu hati untuk mengenal Aku, yaitu bahwa Akulah TUHAN. Mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku ini akan menjadi Allah mereka, sebab mereka akan bertobat kepada-Ku dengan segenap hatinya.”
Tuhan berfirman lewat nabi Yeremia bahwa Ia akan memberikan kepada orang-orang Yehuda sebuah hati untuk mengenal Allah.
Namun sebelum itu orang-orang Yehuda harus lebih dulu mengalami masa pembuangan selama tujuh puluh tahun di negeri orang Kasdim.
Lalu setelah masa pembuangan itu selesai, Tuhan akan membawa mereka kembali dan memberikan hati untuk mengenal Allah.
Nubuatan itu akhirnya digenapi pada tahun yang ketiga pemerintahan raja Yoyakim datanglah raja Nebukadnezar ke Yerusalem mengepung kota Yerusalem dan membawa mereka ke negeri ke Babel itu.
Masa pembuangan selama tujuh puluh tahun di Babel tentu bukan masa yang menyenangkan bagi kaum Yehuda.
Tuhan perlu membawa mereka ke dalam masa pembuangan agar dalam masa pembuangan itu mereka bisa belajar untuk mengenal Allah.
Masa pembuangan berbicara tentang masa-masa sukar atau padang gurun kehidupan.
Ada padang gurun yang harus dilalui sebelum kita bisa masuk ke tanah perjanjian.
Padang gurun dengan segala kesulitannya dimaksudkan untuk membuat kita bergantung erat kepada Tuhan sehingga lewat itu kita dapat belajar untuk mengenalNya.
Sesudah mengalami pertobatan, Rasul Paulus harus tinggal selama tiga tahun di padang gurun untuk belajar mengenal Allah sebelum dia memulai pelayanannya.
Sejak bertobat di tahun 1992 , saya merupakan orang yang sangat aktif melayani Tuhan.
Dari mulai pelayanan sekolah, kampus, komsel , KKR , memuridkan, kotbah, mengajar, konseling, memimpin pujian, mimpin pertemuan doa, main musik, penginjilan masal, doa keliling dan pelayanan-pelayanan lain pernah saya jalani.
Di tahun 2000 saat masih di Sydney, lewat sebuah konflik yang cukup menyakitkan akhirnya saya mengundurkan diri dari aktifitas pelayanan di gereja.
Waktu itu saya tidak menyadari bahwa sebenarnya tangan Tuhanlah yang membawa saya keluar dari semua aktifitas pelayanan tersebut.
Baru sekarang ini saya disadarkan bahwa pelayanan-pelayanan yang pernah saya lakukan dahulu semuanya tidak efektif sebab lahir bukan dari pengenalan akan Allah melainkan lahir dari keinginan untuk memuaskan ego/keakuan.
Dulunya saya mengira bahwa saya merupakan orang yang mengasihi Tuhan sebab rela berjerih payah dan berkorban untuk melayani pekerjaan Tuhan.
Meskipun banyak orang yang diberkati lewat pelayanan tersebut tetapi di mata Tuhan itu semua tidak ada artinya sama sekali.
Berkat Tuhan tidak otomatis menandakan bahwa kita ada dalam kehendak Tuhan.
Banyak pelayanan dan gereja besar yang menjadi berkat bagi banyak orang namun sebenarnya merupakan Ismael rohani yang lahir dari daging.
Lebih dari lima tahun saya tidak melayani secara struktural di gereja namun justru dalam masa pembuangan ini saya dapat belajar lebih banyak untuk mengenal Allah.
Tulisan-tulisan yang pernah anda baca lahir ketika saya berada dalam masa pembuangan.
Pelayanan yang sejati harus lahir karena pengenalan akan Allah sehingga orang-orang yang kita layani bukan saja diberkati melainkan akan berubah hidupnya.
Melayani tanpa pengenalan akan Allah, kita laksana orang buta menuntun orang buta.
Kita mungkin membuat banyak orang bertobat dan membawa mereka keluar dari perbudakan tetapi pelayanan seperti itu hanya membawa mereka pada perbudakan yang lebih buruk yaitu penyembahan berhala dalam tatanan gereja.
Saya bertemu dengan banyak pelayan Tuhan yang memiliki semangat sangat tinggi untuk melayani Tuhan.
Akan tetapi, jika tidak mengalami terobososan dalam pengenalan akan Allah satu saat mereka pasti akan mengalami satu titik kejenuhan dalam pelayanan mereka.
Yang lebih berbahaya lagi jika seseorang sudah memegang jabatan tinggi dan dikenal oleh orang banyak tetapi ia tidak cukup memiliki pengenalan akan Allah ( karakter ).
Tidak sedikit para pelayan Tuhan mengakhiri pelayanannya dalam kehancuran akibat tidak memiliki cukup karakter untuk menopang pelayanan tersebut.
Semakin tinggi tingkat pelayanan yang kita jalani semakin besar tingkat karakter yang perlu kita miliki untuk menopang pelayanan tersebut.
Semakin tinggi pohon semakin kuat angin yang menerpanya sehingga pohon tersebut perlu mengakar lebih dalam.
Sebuah survei di Amerika menunjukkan sekitar 75 persen Pendeta mengalami masa-masa stress begitu dasyat sehingga mempertimbangkan untuk berhenti melayani.
Sekitar 80 persen pasangan mereka berkecil hati atau sedang menghadapi depresi.
Sebagian besar bergumul dalam kelelahan untuk mencari waktu istirahat karena jadwal pelayanan yang begitu padat.
Dari luar kelihatan begitu bersemangat melayani namun sebenarnya hatinya kering kerontang.
Hal ini terjadi karena fokus hidup mereka terletak pada pelayanan bukan pada hubungan intim dengan Tuhan.
Saya tidak bermaksud mendorong anda untuk meninggalkan pelayanan kecuali bila memang Tuhan memimpin anda sebab cara Tuhan dalam membentuk setiap orang tidaklah sama.
Hal yang saya ingin tekankan adalah jangan berfokus kepada pelayanan melainkan berfokuslah kepada Allah.
Yesus berkata bahwa, “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Orang yang melayani Tuhan belum tentu berkenan kepadaNya bila pelayanan itu bukan merupakan kehendak Tuhan.
Hanya orang yang melakukan kehendakNya dalam pengenalan Allah yang benar dikenal oleh Tuhan dan dapat masuk ke dalam kerajaan sorga.
Marilah kita bangun hidup ini di atas dasar yang teguh yaitu di atas dasar ketaatan kepada kehendak Allah !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar